• No se han encontrado resultados

Pemodelan dan Simulasi Transformator pada Kondisi Open-Circuit pada Salah Satu Fasanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Share "Pemodelan dan Simulasi Transformator pada Kondisi Open-Circuit pada Salah Satu Fasanya"

Copied!
7
0
0

Texto completo

(1)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 1

PEMODELAN DAN SIMULASI TRANSFORMATOR PADA KONDISI

OPEN-CIRCUIT PADA SALAH SATU FASANYA

Horin Relevando Silitonga*, Budhi Anto**

*Mahasiswa Teknik Elektro Universitas Riau **Dosen Teknik Elektro Universitas Riau Kampus Binawidya Km 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293

Jurusan Teknik Elektro Universitas Riau Email: relevando@gmail.com

ABSTRACT

The transformer is widely used for increasing and decreasing the voltage of the power system. Loading on the transformer impact the reliability of the transformer. Sometimes an interruption in the transformer that causes malfunction of transformers, which are circuit. This paper describes how the condition occurs in the transformer during an open-circuit. Modeling conducted to observe the characteristics of the transformer. Modeling done by modeling the iron core construction purposes 400kVA step-down transformer 20KV / 400V by using software MATLAB / Simulink R2015A. The results of this paper to show the characteristics of the transformer which indicates that there is an unbalance between voltage and current on the primary side and secondary on the transformer.

Keywords : three phase transformer, open-circuit, fault, modeling, MATLAB/Simulink

I. PENDAHULUAN

Transformator adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

Kondisi open-circuit menjadi salah satu gangguan yang sering terjadi pada jaringan sistem tenaga, secara khusus pada jaringan tegangan menengah (seperti 20KV atau dibawahnya) di daerah pedesaan atau tempat terpencil. Konduktor penghantar yang rusak, sambungan yang longgar atau fuse yang putus dapat menyebabkan open-circuit.

Kondiri open-circuit tersebut juga menyebabkan tegangan dan arus pada tiap fasanya menjadi tidak seimbang pada saluran tegangan menengah, ketidakseimbangan fasa tersebut dapat berpengaruh langsung pada transformator, jika transformator tersebut dicatu dengan tegangan dan arus yang tidak seimbang, hal tersebut dapat menyebabkan kerusakan yang permanen pada transformator tersebut.

Pada penelitian ini, penulis ingin mengetahui bagaimana karakteristik transformator tersebut bila sisi tegangan menegahnya di berikan kondisi open-circuit

pada salah satu fasanya.

II. LANDASAN TEORI

A. Konstruksi Inti Besi

Transformator tiga fasa dibentuk dengan satu dari antara dua cara yaitu; dengan menghubungkan ketiga belitan satu fasa pada satu tangki, atau memisahkan ketiga belitan pada masing-masing inti besi. Konstruksi inti besi terdiri dari legs

(atau limbs). Belitan primer dan sekunder

dapat dihubungkan secara Y atau ∆. Kedua

belitan primer dan sekunder dari tiap fasa di tempatkan pada lengan yang sama dengan belitan tegangan tinggi di tempatkan di sisi luar. Keuntungan dari konstruksi ini yaitu pemasangan isolasi tegangan tinggi yang lebih mudah dan fluks bocor yang dihasilkan juga lebih kecil. Konstruksi transformator tiga fasa ditunjukkan pada gambar 1.

(2)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 2 Gambar 1. Konstuksi transformator tiga lengan

B. Rangkaian Magnetik Transformator

2 m  2 l  1 lN1 + -v1 i1 N2 + -v2 i2 1 m

Gambar 2. Rangkaian Magnetik Transformator

Menurut hukum faraday persamaan tegangan dapat dinyatakan dalam bentuk matriks sebagai berikut :

                          2 1 2 1 2 1 2 1 0 0   dt d i i r r v v (1) dt dλ ri v  (2)

C. Model Transformator Tiga Fasa

Model transformator tiga fasa, pada dasarnya dapat di modelkan dengan dengan tiga transformator satu fasa yang di kopel pada satu lengan yang ditunjukkan pada gambar 3. V1 i1 + V4 i4 + V2 i2 + V5 i5 + V3 i3 + V6 i6 +

Fasa A Fasa B Fasa C

Gambar 3. Konstuksi transformator tiga lengan

Konstruksi inti besi transformator tiga fasa tiga lengan ditunjukkan pada gambar 4.

P anj a ng L im b ( l )

Panjang Yokes (l) Panjang Yokes (l)

A A A

A A

A A

Fasa A Fasa B Fasa C

CBA

Gambar 4. Konstruksi inti besi transformator tiga fasa tiga lengan

Tegangan induksi akan menghasilkan fluks magnet pada masing masing belitan dapat di hitung dengan persamaan berikut :

E t dt N () 1  (3) Dimana :

E = Gaya gerak listrik induksi N = Jumlah belitan di sisi primer  = Fluks magnetik

t = Waktu (s)

Fluks yang mengalir pada setiap Luas penampang inti besi (section) dari inti besi juga dapat dihitungan dengan persamaan sebagai berikut : A B   (4) Dimana :  = Fluks magnetik

A = Luas penampang inti besi (m2)

B = kerapatan fluks

Reluktansi itu sendiri dapat dihitung dengan persamaan berikut : A l    (5) Dimana :

ℜ = Reluktansi (tahanan magnetis)(A-t/Wb)

l = Panjang jalur inti besi (m) A = Luas penampang inti besi (m2)

(3)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 3

III. METODE PENELITIAN

Di bawah ini adalah gambaran alur penelitian yang akan dilakukan :

Mulai

Studi Literatur

Pengumpulan Data Parameter Transformator

Tiga Fasa Tiga Lengan

Pemodelan Konstruksi Inti Transformator Menggunakan MATLAB/Simulink Cukup? Simulasi Pemodelan Transformator Distribusi Dengan

Kondisi Open-Circuit Di Salah Satu Fasanya

Selesai Ya Tidak

Analisa Karakteristik Transformator Setelah Diberi Kondisi Open-Circuit Di Salah

Satu Fasanya Perhitungan Parameter

Konstruksi Inti Transformator

Gambar 5.Flowchart penelitian

Pada penelitian ini dilakukan pemodelan transformator tiga fasa tiga lengan dengan pendekatan konstuksi inti besi transformator. Data data yang diperlukan antara lain adalah spesifikasi umum dari transformator. Selanjutnya dilakukan perhitungan untuk menentukan parameter-parameter dari konstruksi inti besi transformator tiga fasa tiga lengan. Parameter-parameter yang perlu tentukan antara lain adalah dimensi inti, bentuk konstuksi, susunan belitan dengan inti besi, selanjutnya dilakukan perhitungan mengenai dimensi inti transformator, resistansi transformator, reaktansi transformator, jumlah lilitan transformator, inti besi transformator.

Model Transformator Tiga Fasa Pada MATLAB/Simulink

+

2

1

Gambar 6. Model simulink reluktansi bocor pada inti besi transformator

1 2

Gambar 7. Blok dari model reluktansi bocor

Model dari lintasan fluks magnet yoke dan

core dimodelkan pada blok pada gambar berikut. B-->H Phi-->NI 2 1 i + -Fluks s - + NI Look-Up Table L 1/A Fluks B H(A/m) NI

Gambar 8. Model simulink hubungan karakteristik

Curve

H

B yoke dan core

pada inti besi transformator

1 2

Gambar 9. Blok yoke-core pada inti besi transformator

Dan model reluktansi bocor, lintasan magnet, fluks, dan mmf dari keseluruhan rangkaian magnetik dari konstruksi inti besi transformator tiga fasa tiga lengan ditunjukkan pada gambar dibawah ini.

NIabc_1_2 s -+ Fluks C2 s -+ Fluks C1 s -+ Fluks B2 s -+ Fluks B1 s -+ Fluks A2 s -+ Fluks A1 L2_4 L2_3 L2_2 1 2 L2_1 L1_3 L1_2 L1_1 v + -MMF_C2 v + -MMF_C1 v + -MMF_B2 v + -MMF_B1 v + -MMF_A2 v + -MMF_A1 2 1 1 phiabc_1_2 3 5 4 6 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2

Gambar 10. Model keseluruhan simulink rangkaian magnetik pada inti besi transformator tiga fasa

phiabc_1_2 NIabc_1_2

(4)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 4 Rangkaian keseluruhan model transformator

tiga fasa tiga lengan ditunjukkan pada gambar 12. 6 C2 5 B2 4 A2 3 C1 2 B1 1 A1 v +-Vc2 v + -Vc1 v +-Vb2 v + -Vb1 v +-Va2 v + -Va1 + RmC2 + RmC1 + RmB2 + RmB1 + RmA2 + RmA1 + R2C + R2B + R2A + R1C + R1B + R1A Integrator s -+ ImagC2 s -+ ImagC1 s -+ ImagB2 s -+ ImagB1 s -+ ImagA2 s -+ ImagA1 phiabc_1_2 NIabc_1_2 Inti -K-1/N_turn -K-1/N_turn M Vp1 Ip1 Vs1 Is1 MMF (NI) Fluks Arus Tegangan Fl uks_abc Belit an 1 (Wb) Fl uks_abc Belit an 2 (Wb) 1 s

Gambar 12. Rangkaian keseluruhan model transformator tiga fasa tiga lengan

Setelah melakukan perhitungan parameter konstruksi model transformator tiga fasa tiga lengan maka didapatkan parameter untuk diinputkan kedalam model MATLAB/Simulink. Data parameter sebagai berikut.

Tabel 1. Data Parameter Transformator Tiga Fasa Data Parameter Transformator Tiga Fasa

Daya Transformator 400 KVA

Frekuensi Transformator 50 Hz

Tegangan Primer 20 KV

Resistansi Belitan Primer 21.73

Reaktansi Belitan Primer 298.16

Jumlah Belitan Primer 3984 lilitan

Tegangan Sekunder 400 V

Resistansi Belitan Sekunder 0.00233

Reaktansi Belitan Sekunder 0.036

Jumlah Belitan Sekunder 46 lilitan

Tinggi Core 0.84m

Luas Permukaan Core 0.0195m2

Lebar Yoke 0.46m

Luas Permukaan Yoke 0.02145m2

Rugi Inti 1360watt

PEMODELAN DAN SIMULASI TRANSFORMATOR

PADA KONDISI OPEN-CIRCUIT PADA SALAH SATU FASANYA

Kondisi Open-circuit Continuous CT Primer com A B C a b c A B C 400 kVA 400V CT Sekunder A1 B1 C1 A2 B2 C2 Transformator Tiga Fasa Vp1 Ip1 Vs1 Is1 Vs Is Vp Ip Sumber Tegangan Fluks Arus Fasa Primer Tegangan Fasa Primer Arus Saluran Primer Tegangan Saluran Primer

Arus Fasa Sekunder Arus Saluran Sekunder Tegangan Saluran Sekunder

Tegangan Fasa Sekunder

Fluks Belitan Primer NAMA : HORIN RELEVANDO SILITONGA NIM : 1207113831

Gambar 13. Model Keseluruhan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Transformator Saat Normal

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi normal dan dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik tegangan dan arus pada sisi primer seperti gambar dibawah.

104

-4 -2 0 2

4 Tegan gan Salu ran Primer

-20 -10 0 10

20 Aru s Salu ran Primer

104

-4 -2 0 2

4 Tegan gan Fasa Pr ime r

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

-10 0

10 Aru s Fasa P rimer

Offset=0

Gambar 14. Karakteristik tegangan dan arus primer saat normal beban 100%

Berdasarkan gambar diatas karakteristik hasil simulasi saat kondisi normal menunjukkan bahwa tegangan dan arus pada belitan dan saluran kondisi stabil dengan tegangan puncak saluran sebesar 28 KV, arus puncak saluran sebesar 15.86 A, tegangan puncak belitan sebesar 28 KV, dan arus puncak belitan sebesar 9.14 A. Perbedaan besar arus saluran dengan arus belitan dikarenakan sisi primer transformator hubung delta.

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi normal dan transformator tersebut dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik tegangan dan

(5)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 5 arus pada sisi sekunder seperti gambar

dibawah.

-100 0 -500 0 500

100 0 Tegan gan Salu ran Sekunde r

-100 0 -500 0 500

100 0 Aru s Salu ran Sekund er

-400 -200 0 200

400 Tegan gan Fasa Se ku nder

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

-100 0 0

100 0 Aru s Fasa S eku nder

Offset=0

Gambar 15. Karakteristik tegangan dan arus sekunder saat normal beban 100%

Berdasarkan gambar diatas karakteristik hasil simulasi saat kondisi normal menunjukkan bahwa tegangan dan arus pada belitan dan saluran kondisi stabil dengan tegangan puncak saluran sebesar 548 V, arus puncak saluran sebesar 790 A, tegangan puncak belitan sebesar 318 V, dan arus puncak belitan sebesar 792 A. Perbedaan besar tegangan saluran dengan tegangan belitan dikarenakan sisi sekunder transformator hubung wye.

B. Transformator Saat Open-circuit

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi normal dan transformator tersebut dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik fluks magnet yang terdapat pada transformator seperti gambar dibawah. 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 -0.03 -0.02 -0.01 0 0.01 0.02

0.03 Fluks Bel itan Pr ime r

Detik

W

ebe

r

Gambar 16. Karakteristik fluks magnet saat normal beban 100%

Berdasarkan gambar diatas karakteristik hasil simulasi saat kondisi normal menunjukkan bahwa fluks magnet yang terdapat pada transformator kondisi stabil dengan besar fluks magnet sebesar 0.02 Weber.

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi open-circuit

pada fasa A dan dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik tegangan dan arus pada sisi primer seperti gambar dibawah.

104

-4 -2 0 2

4 Tegan gan Salu ran Primer

-20 -10 0 10

20 Aru s Salu ran Primer

104

-4 -2 0 2

4 Tegan gan Belitan Primer

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

-10 0

10 Aru s Belitan Pri me r

Am pe re Vo lt Am pe re Vo lt Detik

Fasa A Fasa B Fasa C

Gambar 17. Karakteristik tegangan dan arus primer

saat open-circuit beban 100%

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa karakteristik tegangan saluran serupa dengan tegangan belitan, dimana saat terjadi gangguan pada fasa A terjadi jatuh tegangan pada saluran AB dan CA menjadi 14 KV dan karakteristik tegangannya menjadi sefasa sedangkan pada saluran BC terlihat normal 28 KV. Dapat juga dilihat bahwa untuk arus saluran pada fasa A saat terjadi gangguan menjadi 0 A dan karakteristik arus pada fasa yang sehat menjadi terbalik 180dan besar arusnya menjadi lebih rendah dibanding saat kondisi normal.

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi open-circuit

pada fasa A dan dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik tegangan dan arus pada sisi sekunder seperti gambar dibawah.

(6)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 6

-100 0 -500 0 500

100 0 Tegan gan Salu ran Sekunde r

-100 0 -500 0 500

100 0 Aru s Salu ran Sekund er

-400 -200 0 200

400 Tegan gan Belitan Sekun der

0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1

-100 0 0

100 0 Aru s Belitan Se kun der

A m per e Vol t Am per e Vol t Detik

Fasa A Fasa B Fasa C

Gambar 18. Karakteristik tegangan dan arus

sekunder saat open-circuit beban 100%

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa tegangan saluran berbeda dengan tegangan belitan, dimana saat terjadi gangguan pada fasa A terjadi jatuh tegangan pada saluran AB dan BC, karakteristik tegangannya menjadi terbalik 180sebesar 473.6 V dan pada saluran CA tegangannya menjadi 0 V. Dapat juga dilihat bahwa karakteristik arus saluran dan arus belitannya sama, hanya saja bernilai terbalik

180 sebesar 396 A. Untuk tegangan belitan karakteristiknya serupa dengan karakteristik arus saluran dan nilai tegangannya jatuh menjadi 159 V.

Setelah dilakukan simulasi pada transformator dengan kondisi open-circuit

dan transformator tersebut dibebani sebesar 100% dari kapasitasnya yaitu 400 KVA maka dihasilkan karakteristik fluks magnet yang terdapat pada transformator seperti gambar dibawah. 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 -0.04 -0.03 -0.02 -0.01 0 0.01 0.02 0.03

0.04 Fluks Bel itan Pr ime r

Detik

W

ebe

r

Fluks B elit an Fasa A Fluk s B elit an Fas a B Fluks B elit an Fasa C

Gambar 19. Karakteristik fluks magnet saat open-circuit beban 100%

Berdasarkan gambar diatas karakteristik hasil simulasi saat kondisi

open-circuit menunjukkan terjadi

ketidakseimbangan fluks yang berada pada

transformator dimana fluks magnet pada fasa A mengalami kenaikan menjadi 0.0286 Weber dan fluks pada fasa C juga mengalami kenaikan menjadi sebesar 0.0311 Weber. Sedangkan fluks magnet pada fasa B terlihat normal.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemodelan transformator kondisi open-circuit pada salah satu fasanya menggunakan MATLAB/Simulink R2015A berjalan dengan baik dimana terdapat jatuh tegangan pada semua kondisi saat diberi gangguan

open-circuit, jatuh tegangan terbesar yaitu saat transformator dibebani 100% dengan besar jatuh tegangan sebesar 3.12 % dan terdapat karakteristik transien.

B. Saran

Untuk pengembangan penelitian selanjutnya, dapat mencoba melakukan pemodelan beban dinamis.

DAFTAR PUSTAKA

SUONAN JiaLe, xu LiQiang, JIAO ZaiBin.

2015. “New equivalent circuit of

three-phase three-limb transformer

based on magnetic circuit

characteristics”. The International

Conference on Advanced Power System Automation and Protection.

Matja˘z Dolinar, Drago Dolinar, Gorazd ˘Stumberger, Bo˘stjan Polaj˘zer, and

Jo˘ze Ritonja. 2006. “A Three-Phase

Core-Type Transformer Iron Core Model With Included Magnetic Cross

Saturation”. IEEE Transactions On

Magnetics, VOL. 42, NO. 10.

Amir Norouzi. 2013. “Open Phase Conditions in Transformers Analysis

and Protection Algorithm”. GE

Digital Energy. Markham, ON

Paul Krause, Oleg Wasynczuk, Scott Sudhoff, Steven Pekarek. 2013.

Analysis Of Electric Machinery And

Drive Systems”. Institute of Electrical

(7)

Jom FTEKNIK Volume 4 No.1 Februari 2017 7 Dehuai Zeng (Ed.). 2011. “Advances in

Electrical Engineering and Electrical

Machines”. Springer-Verlag Berlin

Heidelberg.

Nasser D. Tleis. 2008. “Power Systems

Modelling and Fault Analysis”.

Referencias

Documento similar

Kultivasi dengan media sabouraud dextrose broth (SDB) yang mengandung pepton dan dekstrosa pada suhu 25°C mampu merangsang kapang pada penelitian ini untuk menghasilkan

Distribusi normal adalah karya dari Abraham de Moivre yang diperkenalkan pertama kali pada tahun 1737, kemudian ditulis ulang pada tahun 1738 dengan judul The Doctrime Of

Pengamatan organoleptis terhadap masker peel off baik sebelum maupun setelah kondisi dipaksakan dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukkan bahwa sediaan yang dihasilkan tidak

Setelah melakukan analisis dengan pendekatan sederhana penulis menemukan tiga dari lima artikel penelitian yaitu aromaterapi lavender, cendana, dan bitter orange

Berdasarkan pengamatan anatomi didapatkan kerapatan stomata paling tinggi dari tiga aksesi spesifik terpilih yaitu terdapat pada aksesi OB13 dengan ukuran 0,19 mm

Praktikum ini dilakukan untuk mengetahui kandungan senyawa metabolit sekunder pada Jambu Biji merah (Psidium guajava L.) terutama kandungan Flavonoid dan Saponin

Data yang dieksplorasi dalam penelitian dititik beratkan pada data kualitas sensoris (warna, aroma, rasa, dan tekstur) yang diperoleh dari uji organoleptik dengan metode

Bahan induk dengan tektur halus membentuk tanah dengan bahan organik yang lebih tinggi dari pada bahan bahan induk bertekstur kasar, karena ketersediaan air lebih tinggi dan